karir

Aksi – Menghidupkan Sebuah Cerita

Aksi – Menghidupkan Sebuah Cerita – Sejak zaman kuno, pria dan wanita telah mempraktikkan seni akting—memerankan karakter dalam sebuah cerita untuk menghibur penonton. Kenapa hanya membaca cerita kalau kita bisa ikut memainkannya, mengambil peran, dan mengubahnya menjadi pertunjukan yang menarik?

Selama berabad-abad, para aktor telah menemukan berbagai media untuk menampilkan akting mereka, mulai dari akting suara di radio, teater panggung, hingga film layar lebar. Kata “aktor” sendiri berasal dari bahasa Latin agere , yang berarti “melakukan” (lihat Wikipedia). Dalam akting, seorang aktor benar-benar memainkan peran, mengucapkan dialog yang sudah ditulis, serta berakting secara fisik sesuai dengan karakter yang diperankannya. Biasanya, ada seorang sutradara yang bertugas mengarahkan para aktor agar pertunjukan berjalan dengan baik sesuai keinginan penulis naskah.

Seorang aktor harus memiliki berbagai keterampilan, seperti kekuatan fisik, kelincahan, kemampuan meniru suara, dan kharisma. Dalam industri film modern, ribuan aktor berperan dalam berbagai karakter di skenario film, yang kemudian direkam dan ditayangkan di layar lebar. Akting dalam film jarang dilakukan di depan penonton langsung, tetapi tetap memiliki tantangan tersendiri karena akan ditonton oleh jutaan orang saat rilis.

Akting adalah seni yang telah diwariskan secara turun-temurun, dan banyak aktor belajar di institusi akademik khusus. Beberapa sekolah akting terkenal adalah London Academy of Film, Radio and TV serta American Academy of Dramatic Arts. Ada juga aktor yang belajar dari berbagai tempat, menguasai teknik akting klasik maupun modern, seperti *Method Acting*. Teknik ini berfokus pada akting yang sangat realistis, di mana aktor menggunakan pengalaman emosional pribadinya daripada sekadar mendramatisasi adegan.

Tradisi akting sudah ada sejak zaman kuno, di mana orang Mesir dan Yunani kuno melakukan pertunjukan, baik untuk tujuan keagamaan maupun hiburan. Seorang pria bernama Thespis disebut sebagai aktor pertama yang diakui, sekitar tahun 560 SM. Namanya bahkan menginspirasi istilah *thespian*, yang menjadi sinonim dari kata “aktor” (lihat situs New York Film Academy). Thespis diyakini sebagai salah satu orang pertama yang benar-benar memerankan karakter untuk menceritakan sebuah kisah, bahkan menggunakan topeng untuk membedakan identitas setiap peran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *