Jangan Buang Uang Buat Pelatihan Keberagaman Kalau Belum Siap
Jangan Buang Uang Buat Pelatihan Keberagaman Kalau Belum Siap – Kalau kamu belum membangun fondasi yang kuat, bisa jadi uangmu cuma terbuang sia-sia. Pelatihan satu atau dua hari nggak akan banyak mengubah apa pun kalau keberagaman dan inklusi belum menjadi bagian dari strategi bisnismu. Banyak organisasi dari berbagai sektor yang melakukan kesalahan ini dan baru sadar ketika semuanya sudah terlambat.
Kalau kamu ingin memaksimalkan keberagaman yang sudah ada, menambah keberagaman dalam tim, atau mencegah kesalahpahaman budaya, kamu perlu menciptakan budaya kerja yang inklusif di semua level—mulai dari sistem hingga proses kerja.
Pelatihan bisa saja dilakukan dengan trainer hebat dan materi terbaik. Tapi kalau setelahnya karyawan keluar dari perusahaan, mereka juga akan membawa ilmu itu pergi (kalau masih ingat). Yang lebih sulit lagi, mereka yang tidak setuju dengan inisiatif keberagaman biasanya tetap nggak akan berubah hanya karena ikut pelatihan. Dibutuhkan pendekatan yang lebih menyeluruh untuk membuat lebih banyak orang menyadari manfaat keberagaman di dalam organisasi.
Langkah-Langkah Membangun Organisasi yang Inklusif
Kalau ingin benar-benar menciptakan budaya kerja yang inklusif, ada beberapa langkah yang perlu kamu lakukan:
1. Harus Dimulai dari Atasan
Keberagaman dan inklusi harus dipimpin langsung oleh CEO dan tim eksekutif. Ini nggak bisa sekadar didelegasikan ke divisi lain. Pemimpin puncak harus benar-benar menganggap ini sebagai prioritas dan mulai menyisipkan pembahasan ini dalam diskusi, rapat, newsletter, hingga email internal.
2. Evaluasi Organisasi
Gunakan survei, diskusi kelompok, dan wawancara untuk mengidentifikasi kelebihan, tantangan, dan area yang perlu diperbaiki dalam hal keberagaman, inklusi, serta kepuasan karyawan.
3. Buat Visi dan Strategi yang Jelas
Pastikan visi dan strategi ini disepakati oleh seluruh tim eksekutif agar semua orang paham ke mana arah perubahan yang ingin dicapai.
4. Libatkan Manajemen Senior
Manajer senior harus ikut serta dalam proses ini. Mereka harus paham konsep keberagaman, peran mereka dalam perubahan, serta manfaat bisnis yang bisa didapat agar mereka bisa menjadi pemimpin perubahan di lingkungan mereka.
5. Buat Strategi Komunikasi yang Efektif
Sebarkan visi dan strategi ini ke seluruh organisasi dengan cara yang bisa dipahami oleh karyawan dan manajer tingkat menengah. Mereka perlu tahu bagaimana keberagaman dan perubahan budaya ini bisa menguntungkan mereka secara pribadi, profesional, dan bagi perusahaan. Ini juga berarti perlu ada strategi pemasaran internal agar pesan ini sampai ke seluruh tim.
6. Perbaiki Proses HR
Gunakan hasil survei untuk memperbaiki proses rekrutmen, wawancara, perekrutan, retensi, promosi, hingga evaluasi kinerja. Cek budaya kerja saat ini dan cari cara untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.
7. Tetapkan Standar Keterampilan dan Perilaku
Pastikan para pemimpin dan manajer memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan inisiatif keberagaman ini dan mampu memimpin tim yang beragam.
8. Pelatihan untuk Semua Level
Setelah semua langkah di atas dilakukan, baru adakan pelatihan keberagaman dan inklusi untuk semua karyawan di berbagai level.
9. Buat Sistem Akuntabilitas
Keberhasilan inisiatif ini harus diukur dan dikaitkan dengan kompensasi serta evaluasi kinerja agar semua orang memiliki tanggung jawab dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.
10. Ukur Hasil dan Buat Perubahan Ini Menarik
Kalau nggak seru, nggak bakal jalan! Pastikan ada cara untuk mengukur hasilnya, merayakan keberhasilan, dan menjaga semangat perubahan tetap hidup di dalam organisasi.
Setiap organisasi punya tantangan dan prioritas yang berbeda, jadi urutan dan waktu penerapan langkah-langkah ini bisa bervariasi. Tapi kalau tujuanmu lebih dari sekadar kepatuhan aturan—kalau kamu ingin mendengar ide-ide segar, menerapkan praktik terbaik, mengurangi kesalahpahaman budaya, serta menarik dan mempertahankan talenta terbaik dari berbagai latar belakang—pelatihan aja nggak cukup.
Sebelum kamu menghabiskan uang untuk pelatihan keberagaman, tanyakan pada dirimu sendiri:
Apakah kamu hanya ingin orang-orang senang seharian, belajar sedikit, lalu lupa? Atau kamu ingin perubahan nyata yang bisa menjadikan perusahaanmu sebagai contoh terbaik dan tempat kerja impian bagi banyak orang?